kebanggaan terbesar dalam hidup ... bukan karena tidak pernah gagal, tetapi bagaimana bangkit setiap kali jatuh

Jumat, Mei 29, 2015

CARA PEMBUATAN FERMENTASI DAN MASA DEPAN DEDAK PADI


1. Siapkan 20 kg dedak, 3% Molase dan 3% EM4 (dari berat 20 kg bahan)
2. Campurkan air bersih 50% dari berat bahan (10 Liter air) dengan  Molase dan  EM4 tersebut aduk hingga rata
3. Campur larutan dengan dedak secara bertahap dan aduk hingga rata
4. Masukkan hasil pencampuran ke tempat/ kantong plastik dan tutup rapat jangan ada udara masuk
5. Simpan pada suhu ruang dan tidak terkena sinar matahari langsung, Biarkan selama 2 sd 3 hari
6. Tanda – tanda fermentasi sdh selesai adalah timbul wangi, ada jamur putih/ merah, terasa hangat
7. Dedak fermentasi dapat segera dicampurkan dengan pakan pabrik dan diberikan ke ayam
8. Untuk mengawetkan dedak fermentasi harus dikerigkan dengan cara diangin – angin
9. Simpan dedak pada tempat yang kering dan jangan terkena air

Note ;
Dedak bisa juga diganti atau dicampurkan dengan jagung ataupun lainnya untuk pakan ternak

Mengintip Peluang Dedak

Kalau ditangani secara profesional, ternyata berbisnis dedak menguntungkan.

Dedak padi atau yang sering kita kenal sebagai bekatul atau rice brand, merupakan salah satu bahan baku untuk pembuatan ransum ternak. Hal ini lantaran kandungan energi dan proteinnya cukup tinggi. Walaupun dedak hanya mengandung energi 2.500 kkal, keberadaannya bersama gaplek dan minyak sawit mentah (CPO) bisa menjadi sumber energi yang dapat mengganti jagung.

“Untuk sumber energi, kita punya jagung, dedak padi. Kalau misalkan dedak padi tidak ada, pakai pollard (dedak gandum). Kalau pollard tidak ada, pasti main jagung, tapi kalau main di jagung terlalu mahal,” ungkap Prof. Dr. Ir.  Nahrowi, M.Sc., pakar Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB.

Selain sumber energi, menurut Nahrowi, dedak juga bisa menjadi sumber protein. Bahkan nilai protein dedak lebih tinggi ketimbang jagung. Berdasarkan National Research Council (NRC) 1994, protein dari jagung, dedak padi, gaplek, dan gandum berturut-turut sebesar 8,5, 12,9, 2,5 dan 14,1 persen

Ketersediaan

Di kalangan peracik pakan unggas, dedak padi biasanya difungsikan sebagai penekan harga pakan. Namun belakangan ini, limbah padi tersebut tidak bisa lagi menyandang fungsi itu. “(Bekatul) itu proteinnya bagus, energinya juga bagus, harganya murah, dulu berfungsi untuk nurunin harga, tapi sekarang tinggi (harganya),” ungkap FX Sudirman, Ketua Umum Asosiasi Produsen Pakan Indonesia (GPMT).

Menurut Sudirman, harga dedak normal sekitar Rp800 per kg, tetapi selama dua tahun terakhir ini tidak pernah mencapai Rp1.000, selalu di atas Rp1.500, bahkan akhir-akhir ini menembus angka Rp2.800 per kg.  Melambungnya harga dedak tersebut tak terlepas dari ketersediaannya di pasaran. “Pertama, suplainya kurang. Itu disebabkan karena panennya gagal, bisa kelihatan juga dari harga beras mahal. Yang kedua, kalau bekatul itu life time-nya sebentar, orang nggak bisa stok,” terang salah satu petinggi Sierad Produce tersebut.

Menyikapi kondisi itu, ahli nutrisi di pabrik pakan melakukan berbagai upaya, seperti mengeluarkan kandungan lemaknya lalu dilanjutkan dengan proses pembentukan pellet. “Rice brand yang sudah diambil minyaknya itu bisa lebih awet, dipellet juga jadi lebih mudah. Atau dengan penyimpanan yang bisa menghambat oksidasi,” lanjut Sudirman.

Nahrowi berpendapat, ada cara untuk menjamin ketersediaan yang murah, yaitu melalui fermentasi. Dengan teknik fermentasi yang sedang dikembangkannya, daya simpan dedak bisa mencapai 6 bulan dan lebih hemat karena tidak perlu pemberian imbuhan pakan (feed additive) dan probiotik.  “Produk itu kaya akan bakteri asam laktat, kaya akan asam organik. Ini ‘kan tambah berkualitas,” paparnya.

Prospek Dedak

Pemanfaatan dedak untuk pakan ternak di pasaran bersaing dengan konsumsi manusia. “Permasalahan dedak ini, belum ada yang menangani secara profesional. Yang ada hanya penjual-penjual saja. Kalau dedak ini ditangani dengan bagus, sebetulnya manusia juga butuh. Dibeli dari penggilingan padi, langsung diolah. Bahkan kalau dilihat asam lemaknya masih bagus, itu bisa jadi makanan manusia, atau langsung diekstrak minyaknya. Minyaknya ini bisa untuk (mengatasi) jantung koroner,” ungkap Nahrowi.

Gambaran omzet bisnis dedak paling tidak bisa dilihat dari prediksi konsumsi pakan ternak non-ruminansia oleh GPMT. Untuk 2012 diperkirakan konsumsi pakan ternak nasional sebanyak 10,66 juta ton. Bila porsi dedak dalam ransum pakan 12 persen, maka kebutuhan dedak mencapai hampir 1,3 juta ton setahun atau 100 ribu ton lebih per bulan. Bila harganya Rp2.000 per kg saja, berarti omzet bisnis ini tak kurang dari Rp200 miliar sebulan. 
Cukup menggiurkan bukan bila Anda mau menangani dedak secara profesional?

Bekatul Fermentasi Genjot Bobot Ayam

Bekatul atau dedak halus sudah lama dipakai sebagai campuran pakan ternak seperti bungkil jagung dan kedelai. Selain harganya murah, Rp1.200 – Rp1.500/kg, kadar protein yang dikandung kulit bulir padi itu cukup tinggi mencapai 10 – 12%. ‘Pemakaian bekatul mencapai 20 – 30% dari total pakan,’ kata Sobri. Sayangnya, bekatul mudah tengik karena memiliki ikatan asam lemak tidak jenuh.
Kelemahan lain, bekatul mengandung asam fitat. Asam ini merupakan zat antinutrisi yang mampu berikatan dengan protein dan mineral seperti Ca, P, Fe, Zn, dan Mg. ‘Asam fitat sulit larut di air dan tahan panas. Sebab itu bekatul sulit dicerna,’ kata Sobri yang merangkap dosen peternakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur.
Enzim fitase
Asam fitat di bekatul memang dapat menghambat pertumbuhan. Terikatnya fosfor, misalnya, mengganggu pertumbuhan tulang dan kenaikan bobot tubuh ayam. Menurut Ir A rnold P Sinurat, MS. PhD, peneliti utama Balai Penelitian Ternak (Balitnak) di Ciawi, Bogor, ayam perlu 0,4 – 0,5% fosfor di dalam pakan. Jumlah fosfor merosot karena terikat asam fitat. ‘Fosfor yang tersedia hanya 0,25%,’ kata Arnold. Sebab itu dibutuhkan enzim fitase untuk meningkatkan kadar fosfor.
Enzim fitase memecah asam fitat menjadi lebih sederhana. Pada hewan ruminansia, enzim fitase diproduksi oleh rumen. Berbeda dengan keluarga monogastrik alias lambung tunggal seperti keluarga unggas, enzim fitase yang dihasilkan sedikit.
Enzim fitase dapat diproduksi melalui fermentasi. Adalah Sujono yang menfermentasi bekatul sejak 2001. Sujono memakai kapang tempe Rhizophus oligosporus yang mudah diperoleh sebanyak 2%. Itu terbukti mampu memecah asam fitat menjadi asam lemak tak jenuh. Saat itu karbohidrat, lemak, dan protein terhidrolisis menjadi senyawa sederhana.
Dalam bekatul terfermentasi pun terdapat asam lemak tidak jenuh tunggal dan majemuk, antioksidan faktor 2, serta enzim superoksida dismutase. Selain itu vitamin B dan asam amino meningkat. Asam amino, misalnya, naik dari 7,36% menjadi 12,37% dan protein dari 12,09% menjadi 18,82%. Ujungnya proses metabolisme kian lancar dan pertumbuhan optimal.
Rendah kolesterol
Berdasarkan pengamatan Sujono porsi bekatul fermentasi sebagai campuran pakan dapat ditingkatkan sampai 40%. Ini menguntungkan peternak karena menghemat biaya pakan. Ongkos fermentasi bekatul Rp150 – Rp200/kg. ‘Ini masih lebih irit Rp200/kg dari total ransum,’ tutur Sobri. Nilai itu dihitung dari harga pakan yang terus meningkat: jagung Rp2.500 – Rp3.000/kg dan kedelai Rp5.600/kg.
Bekatul fermentasi memiliki keistimewaan lain, yakni menurunkan kolesterol daging dari 54,44 mg menjadi 29,59 mg. Begitu pula kolesterol telur, turun menjadi 196,49 mg/100 g bahan kering dari 252,07 mg/100 g bahan kering. Itu artinya, daging dan telur ayam broiler sehat dikonsumsi.
Tak hanya bekatul, bahan lain seperti solid heavy phase (SHP) dari limbah cair sawit, singkong, daun singkong, onggok, kelapa, ampas sagu, dan biji kopi, bisa difermentasi untuk campuran pakan. Itu dilakukan Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi, Bogor. Pada 2007 balai itu memperkenalkan fermentasi SHP sebagai pengganti 25% jagung. Mikroba yang dipakai sangat adaptif, mudah berbiak, dan tidak menghasilkan racun.
Proses fermentasi menunjukkan terjadinya penurunan serat kasar, peningkatan protein, asam amino, dan energi metabolisme. Dengan memfermentasi bahan-bahan campuran pakan, seperti bekatul dan SHP, peternak memperoleh banyak keuntungan.


Tidak ada komentar: